Cinta seberang jalan, kiri-karan bukan sejalan. Mirip hanya semu jalan tikus, buntu sudah. Sayang…, bila hati menangis, usaplah.
Sayang…, bila memori kelam hadir lagi, hapuslah.
Sayang…, tempo salah kini berantak, akhirilah.
Terasa, lautan masi asin, jangan asini.
Mekar telah layu, oras ini bukan milik. Kesempat, terlayang hilang melayang.
Cinta, berkabung cinta duka.
Terasa sayatan penyesalan. Karma pasti hadirkan pada tepatnya waktu.
Karma akan singga pada pundak insan tertuju.
Sayang…, kata-kata sayuh sayup-sayup sayap rontok berserakan.
Tangis, jangan menangis.
Tanjung Abila, 21/04/2013
Karya : Gabriel Romelus Ladang
” SEUTAS SENYUM BARA ”
Hahahahaha, tertawalah sepuas-puasnya.
Benci…. banci panci pecah.
Pikir mu, kau lah harapan, kata ku TIDAK.
Wahai pecundang cinta, cundangilah cinta mu, jangan cinta ku.
Lucu… hahahahaha. Tertawa olokkan ku.
Dasar buta cinta hati tak bernurani.
Otak otot pecah kepala. Astaga cinta ku nakal tak beretika.
SEDIH…..
Seutas senyum bara, terkipas perlahan menyalalah cinta….
Penipu, otak kotor. PECUNDANG.
Tragedi cinta kau hadirkan, harap sebagai bahan uji coba mu.
Lihatlah diri mu, berkacalah sebelum kau bercermin.
Kerikil pecah menggigit kaki cinta luka bernanah.
Busuk hati mu.
Laku mu tak manusiawi.
Taru di mana otak mu…?.
Hahahahaha, tawa ejekkan ku.
Bibir mu, bibir tak jujur.
Kata-kata mu fiktif.
Janji-hanji PALSU.
Kau memutar balikkan cinta.
Selesailah wahai pecundang. Cinta mu kemunafikkan mu.
Bawa pergilah…
Pergi sejauh kau mau.
Cinta mu, BASI.
Basa-basi lah tutur terpuruk mirip kerupuk.
Dasar desus pembangkang cinta isi otak kepala goblok mu.
Hahahaha, cinta goblok itu dari mu.
Karang Abrasi, 29/02/2018
Karya : Gabriel Romelus Ladang