Fenomena tersebut menyangkut pendataan terhadap pengelompokan bahasa secara genetis, sehingga penelusuran protobahasa, pola perubahan bunyi protobahasa serta pantulan (refleks) protofonem PAN (Proto-Austronesia) terhadap bahasa yang diteliti dapat memberikan sumbangan kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa nantinya. Orang Alor rata-rata memiliki sekitar 90% motif genetika papua dan 10% motif Austronesia, hal tersebut menunjukkan ada jejak pembaruan purba dalam pembentukan populasi Alor (Sunarti, 2018:11).
Mahasiwa Kandidat Doktor ini menjelaskan
berdasarkan uraian tersebut, maka pengelompokan data berupa fitur-fitur linguistik fonologis dan leksikal bahasa-bahasa di NTT, khususnya rekonstruksi protobahasa pada daerah pengamatan yang berada pada pulau Alor secara kuantitatif maupun kualitatif tampak sangat penting dikaji dan harus segera dilakukan. Pada akhirnya bahasa di Kabupaten Alor itu berhasil seluruhnya di rekonstruksi serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Dikatakan penelitian ini bertujuan untuk menentukan status bahasa dan hubungan keeratannya. Memberikan wawasan mengenai bahasa-bahasa lokal di Kabupaten Alor dan sejarah perbandingannya sehingga dapat membuka kesempatan bagi peneliti lainnya untuk mendalami penelitian mengenai bahasa-bahasa yang ada di Kabupaten Alor.
“Temuan yang didapatkan sebagai wujud pelestarian bahasa dan budaya dengan beragamnya bahasa dan budaya di kabupaten alor dapat menambah informasi mengenai keragaman budaya nasional”paparnya.
Manfaat Penelitian memperkaya data dan fakta kekerabatan kebahasaan dalam kajian Linguistik Historis Komparatif. Memperkaya data kebahasaan Pemetaan bahasa-bahasa di nusantara khususnya yang berkaitan dengan kesejarahan dan kekerabatan bahasa. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan studi bandingan bagi para linguis yang berminat untuk meneliti bahasa-bahasa di Kabupaten Alor. Serta berkontribusi terhadap usaha pemerintah dalam kegiatan pemetaan bahasa-bahasa daerah di nusantara,”ujar I Wayan Agus Anggayana.
(M-Ex/LK)
Editor (efraim lamma koly)