“aku juga sayang padamu, biarkan cita kita berjalan bersama waktu”
Oh Tuhan inikah cinta untuk hati yang luka ?
Tanpa sengaja kembali kucuri pandang pada bayang-bayang
Sepasang merpati bermadu kasih di pendopo paman Cord.
Terbayang ketika kita bercanda tentang rindu,
Tetapi luka itu kembali berdarah
Hati ini gundah tak menentu, berharap itu bukan kamu
Tetapi semakin kudekati, itu kembang merak penutup lukaku
Dia yang kusayang bercumbu mesra di depanku,
Seakan tiada pernah kita lewati
Lorong cinta yang sama,
Inikah dusta di ujung rindu?
Inikah cinta di ujung dusta?
Aku terluka lagi karena cinta.
Oleh:Harryanto djara, Mahasiswa Pendidikan Biologi Fkip Undana Semester III