Dalam sebuah video yang Mahensa-Express.Com dapat dari wartawan Warta Alor, Ketua DPRD Alor, Enny Anggrek dengan nada keras mengatakan bahwa ada unsur pemerasan pada saat wartawan DM minta rokok di toko milik anaknya. Masa minta rokok sampai 7 bungkus,kalau tidak kasih, dia tidak mau pulang. Tanya sama wartawan DM bilang saya yang bicara karena DM pu bukti WhatsApp minta rokok ada di saya.
Menurut Enny, dia sudah blokir DM dari WhatsApp-nya. DM minta rokok di anak punya toko pada tanggal 7 Afril Tahun 2020, “satu orang tapi minta rokok sampai 7 bungkus “bisa tulis,”ucapnya seperti dalam rekaman video. “Saya sudah komplain dia,”kenapa lu bisa peras di saya punya anak pung toko.
Dia mengatakan bahwa itu fakta dan dia punya bukti, anaknya dan pembantu toko bisa jadi saksi kalau dia bicara tidak benar.
” Baru suka-suka kasih naik berita DPRD Alor itu maksudnya apa, kalau mau kasih naik berita harusnya klarifikasi benar tidak ini surat. Pasti dirinya akan tanya suratnya kamu (wartawan red) dapat dari mana, aturannya seperti itu kan. Bukan kasih naik seenaknya, kasihan dong, karena yang baca satu dunia. Makanya kalau mau jadi wartawan jadilah wartawan profesional dan bekerja sesuai kode etik wartawan, bagaimana yang terbaik dan apabila ada kesalahan silahkan tulis itu orang tapi kalau orang tidak bersalah, kita ini orang beriman dan beragama, apakah yang kita buat (tulis red) Ketua DPRD Alor ini baik atau tidak.
Ditegaskan bahwa DM boleh buat terhadap orang lain tapi jangan dengan dirinya dan lembaga dewan terhormat. Dia akan kejar karena semua punya etika dan semua punya aturan, DM mau kasih naik berita harus klarifikasi dulu baru kasih naik atau bagaimana bapak wartawan dong pung aturan,ucap Enny dengan nada tanya pada para jurnalis.
Sebelum kasih naik berita harus klarifikasi, bukan kasih naik berita habis baru pakai kode etik wartawan untuk klarifikasi kembali, tapi kasihan orang sudah baca beritanya,”tutup Enny. (efakoly)